Sabtu, 26 Januari 2013


INTEGRASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM
PEMBELAJARAN UNTUK MENANAMKAN NASIONALISME DI
SEKOLAH DASAR


Salah satu masalah  yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi
sekarang ini adalah masalah  identitas kebangsaan.  Derasnya arus globalisasi
dikhawatirkan  anak berdampak pada terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya
lokal. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka  kepada generasi penerus
bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah. Salah satu cara yang
dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan mengintegrasikan
nilai-nilai kearifan lokal ke dalam pembelajaran diharapkan nasionalisme siswa
akan tetap kukuh terjaga di tengah-tengah derasnya arus globalisasi.
Kata kunci: kearifan lokal, nasionalisme.
Di era globalisasi sekarang ini masalah yang penting mendapat perhatian
adalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi menyebabkan terkikisnya
nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak lebih bangga dengan budaya asing daripada
budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa bangga yang
lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar negeri, dibandingkan
jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan “aku cinta buatan Indonesia”
sepertinya hanya menjadi ucapan belaka, tanpa ada aksi yang mengikuti
pernyataan tersebut. Dengan keadaan yang seperti ini perlu ditanamkan nilai-nilai
nasionalisme kepada peserta didik untuk  meningkatkan kecintaan peserta didik
terhadap bangsa Indonesia.
Sekolah-sekolah berstandar internasional dengan segala keunggulannya,
yang bahkan menggunakan bahasa  Inggris sebagai pengantar sehari-hari dalam
mendidik anak bangsa, bukan tidak mungkin menyebabkan kecintaan pada nilai
budaya bangsa mulai pudar. Padahal, bahasa sebagai alat dalam menyampaikan
pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan karakter anak
didik. Materi-materi pembelajaran cenderung berorientasi pada ilmu pengetahuan
„murni‟, bersandar pada kepentingan kognitif siswa tanpa mencoba menggali 2
kembali kearifan budaya lokal yang diintegrasikan dalam sistem pembelajaran
(Rahma Kurnia Sri Utami, 2009).
Sekolah dasar merupakan lembaga formal yang menjadi peletak dasar
pendidikan untuk jenjang sekolah di atasnya. Pendidikan di Sekolah Dasar
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peranan yang
amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui pendidikan di
sekolah dasar diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas
(Suharjo, 2006:1). Jika menilik pada tujuan pendidikan nasional di atasa, maka
manusia yang berkualitas tidak hanya terbatas pada tataran kognitif, tetapi juga
afektif dan psikomotor.
Terkait dengan penanaman nilai nasionalisme di era globalisasi sekarang
ini salah satu lembaga formal yang ikut bertanggungjawab adalah Sekolah Dasar.
Mengingat pembelajaran tentang nilai nasionalisme merupakan pembelajaran
yang bersifat abstrak, maka guru harus mampu mengemas pembelajaran dengan
metode yang tepat agar pesan yang terkandung di dalamnya dapat sampai kepada
siswa sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Guru dalam melakukan pembelajaran  diupayakan untuk memanfaatkan
nilai-nilai kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran untuk peserta didik. Nilainilai kearifan lokal yang ada di daerah sekitar sekolah dan siswa diintegrasikan
dalam pembelajaran. Penggunaan sumber belajar ini diharapkan akan ikut
berperan serta dalam meningkatkan rasa nasionalisme peserta didik.Kearifan Lokal
Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan  (wisdom),  dan lokal
(local). Secara umum maka  local wisdom  (kearifan setempat) dapat dipahami
sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat  
maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk
budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup.
Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat
universal. (http://filsafat.ugm.ac.id).3
Keberadaan kearifan lokal ini bukan tanpa fungsi. Kearifan lokal sangat
banyak fungsinya. Seperti yang diruliskan Sartini (2006), bahwa fungsi kearifan
lokal adalah sebagai berikut:
1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
2. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.
3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan.
5. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi komunal/kerabat.
6. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7. Bermakna etika dan moral.
8. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron
client
Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris  ”nation”) dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar