INTEGRASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM
PEMBELAJARAN UNTUK MENANAMKAN NASIONALISME DI
SEKOLAH DASAR
Salah satu masalah
yang perlu mendapat perhatian di era globalisasi
sekarang ini adalah masalah
identitas kebangsaan. Derasnya
arus globalisasi
dikhawatirkan anak
berdampak pada terkikisnya rasa kecintaan terhadap budaya
lokal. Agar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka kepada generasi penerus
bangsa perlu ditanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah.
Salah satu cara yang
dapat ditempuh guru di sekolah adalah dengan cara
mengintegrasikan nilai-nilai
kearifan lokal dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan
mengintegrasikan
nilai-nilai kearifan lokal ke dalam pembelajaran diharapkan
nasionalisme siswa
akan tetap kukuh terjaga di tengah-tengah derasnya arus
globalisasi.
Kata kunci: kearifan lokal, nasionalisme.
Di era globalisasi sekarang ini masalah yang penting
mendapat perhatian
adalah identitas kebangsaan. Derasnya arus globalisasi
menyebabkan terkikisnya
nilai-nilai kebangsaan. Anak-anak lebih bangga dengan budaya
asing daripada
budaya bangsanya sendiri. Hal ini dibuktikan dengan adanya
rasa bangga yang
lebih pada diri anak manakala menggunakan produk luar
negeri, dibandingkan
jika menggunakan produk bangsanya sendiri. Slogan “aku cinta
buatan Indonesia”
sepertinya hanya menjadi ucapan belaka, tanpa ada aksi yang
mengikuti
pernyataan tersebut. Dengan keadaan yang seperti ini perlu
ditanamkan nilai-nilai
nasionalisme kepada peserta didik untuk meningkatkan kecintaan peserta didik
terhadap bangsa Indonesia.
Sekolah-sekolah berstandar internasional dengan segala
keunggulannya,
yang bahkan menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar sehari-hari dalam
mendidik anak bangsa, bukan tidak mungkin menyebabkan
kecintaan pada nilai
budaya bangsa mulai pudar. Padahal, bahasa sebagai alat
dalam menyampaikan
pembelajaran sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan
karakter anak
didik. Materi-materi pembelajaran cenderung berorientasi
pada ilmu pengetahuan
„murni‟, bersandar pada kepentingan kognitif siswa tanpa
mencoba menggali 2
kembali kearifan budaya lokal yang diintegrasikan dalam
sistem pembelajaran
(Rahma Kurnia Sri Utami, 2009).
Sekolah dasar merupakan lembaga formal yang menjadi peletak
dasar
pendidikan untuk jenjang sekolah di atasnya. Pendidikan di
Sekolah Dasar
merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang
memiliki peranan yang
amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Melalui
pendidikan di
sekolah dasar diharapkan akan menghasilkan manusia Indonesia
yang berkualitas
(Suharjo, 2006:1). Jika menilik pada tujuan pendidikan
nasional di atasa, maka
manusia yang berkualitas tidak hanya terbatas pada tataran
kognitif, tetapi juga
afektif dan psikomotor.
Terkait dengan penanaman nilai nasionalisme di era
globalisasi sekarang
ini salah satu lembaga formal yang ikut bertanggungjawab
adalah Sekolah Dasar.
Mengingat pembelajaran tentang nilai nasionalisme merupakan
pembelajaran
yang bersifat abstrak, maka guru harus mampu mengemas
pembelajaran dengan
metode yang tepat agar pesan yang terkandung di dalamnya
dapat sampai kepada
siswa sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Guru dalam melakukan pembelajaran diupayakan untuk memanfaatkan
nilai-nilai kearifan lokal sebagai sumber pembelajaran untuk
peserta didik. Nilainilai kearifan lokal yang ada di daerah sekitar sekolah dan
siswa diintegrasikan
dalam pembelajaran. Penggunaan sumber belajar ini diharapkan
akan ikut
berperan serta dalam meningkatkan rasa nasionalisme peserta
didik.Kearifan Lokal
Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom),
dan lokal
(local). Secara umum maka
local wisdom (kearifan setempat)
dapat dipahami
sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan,
bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya.
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya
masyarakat setempat
maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal
merupakan produk
budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan
pegangan hidup.
Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di
dalamnya dianggap sangat
universal. (http://filsafat.ugm.ac.id).3
Keberadaan kearifan lokal ini bukan tanpa fungsi. Kearifan
lokal sangat
banyak fungsinya. Seperti yang diruliskan Sartini (2006),
bahwa fungsi kearifan
lokal adalah sebagai berikut:
1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya
alam.
2. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.
3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan
pantangan.
5. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi
komunal/kerabat.
6. Bermakna sosial, misalnya pada upacara daur pertanian.
7. Bermakna etika dan moral.
8. Bermakna politik, misalnya upacara ngangkuk merana dan
kekuasaan patron
client
Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan
mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris ”nation”) dengan mewujudkan
satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar